"Competition is not only the basis of protection to the consumer, but is the incentive to progress."
"Kompetisi tidak hanya dasar bagi perlindungan konsumen, tetapi juga pendorong untuk kemajuan."
Herbert Hoover
Distributor Omochatoys yang kreatif ... bagaimana kabar distributor semua? Semoga sehat selalu ... Amin.
Distributor kreatif ... tulisan kali ini adalah tentang kompetisi. Seperti yang distributor kreatif ketahui bahwa dalam hidup ini, kita akan selalu berhadapan dengan kompetisi. Bahkan sebelum kita dilahirkan, bukankah kita telah berkompetisi? Telah terjadi perlombaan antara jutaan benih yang disebut dengan spermatozoa menuju ovum. Setelah pemenang bertemu dengan ovum, terbentuklah zigot (sel) yang kemudian berkembang menjadi embrio. Dan selanjutnya bunda tercinta melahirkan kita. Jadi sebetulnya persaingan adalah hal yang alami dan dialami oleh semua orang.
Demikian pula dalam dunia usaha. Tidak melihat jenis ataupun skala usaha, dalam setiap usaha umumnya pasti ada persaingan.
Kompetisi menjadi tema tulisan kali ini, karena ada beberapa distributor dan calon distributor yang sepertinya sangat perhatian terhadap masalah kompetitor.
Bu Yuni memulai usaha dengan menjadi reseller, yaitu mengambil barang dari grosir dan produsen mainan. Kemudian, karena kebutuhan meningkat, bu Yuni produksi sendiri. Bu Yuni adalah reseller (pedagang) yang kemudian berkembang menjadi produsen.
Contoh lain, reseller yang kemudian berkembang menjadi produsen adalah kripik pedas Maichi (kliping Kompas 5 Juni 2012).
Sebaliknya, ada juga produsen yang ingin berkembang menjadi pedagang. Sebagai contoh, mari kita lihat kliping konsultasi bisnis pada majalah Business Opportunity edisi Maret 2012.
Pak Anke (red: Anke Dwi Saputro, Head of Consultant YouBrand, www.youbrand-online.com) pengasuh rubrik konsultasi memberikan beberapa saran kepada H. Jazuli dalam rangka menjadi pedagang. Saran yang diberikan oleh pak Anke adalah
- Kualitas hebat, harga hemat
- Pakai nama original asing dengan desain ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
- Marketing Move
- Dari Parit ke Sungai. Temukan arus untuk brand kita.
Pak H. Jazuli adalah produsen yang ingin berkembang menjadi pedagang. Penulis berharap, semoga pak H. Jazuli bisa sukses memasarkan produknya.
Penulis rasa banyak pengusaha yang tadinya adalah reseller (pedagang) yang kemudian menjadi produsen, demikian pula sebaliknya, yang awalnya produsen kemudian menjadi pedagang. Ada juga yang merasa lebih cocok jadi pedagang, sehingga hanya ingin fokus jualan saja. Demikian pula sebaliknya ada yang ingin fokus sebagai produsen saja. Semua sah-sah saja.
Kembali ke tema tulisan tentang Kompetisi. Baik posisi Anda sebagai produsen saja atau sebagai pedagang saja, ataupun keduanya, Anda akan menjumpai kompetitor. Apalagi di jaman internet sekarang, pembaca bisa coba cari di search engine dengan keyword usaha yang diinginkan. Akan didapat banyak informasi tentang hal terkait usaha dimaksud. Selanjutnya terserah kepada Anda, bagaimana memilah dan memilih informasi tersebut.
Di jaman internet, setiap orang bisa menyebarkan informasi, baik positif maupun negatif. Tiap orang bisa mengaku-ngaku nomor satu, paling hebat, paling lengkap, paling inovatif, sebagai pelopor dlsb. Pokoknya tiap orang kalau mau, bisa jadi orang paling sombong sedunia. Kalau hanya mengaku-ngaku saja sih, semua orang juga bisa. Semua orang bisa berkhayal. Yang penting adalah bukti bukan janji. Yang penting adalah kenyataan, bukan khayalan. Pembaca yang cerdas tentunya akan bisa membedakan antara informasi omong-kosong dan informasi berisi.
Bagaimana Menyikapi Kompetitor?
Mari kita ambil contoh-contoh di atas:
1. Bu Yuni dan mas Reza dari pedagang menjadi produsen. Saat bu Yuni dan mas Reza jadi produsen, maka bu Yuni dan mas Reza menjadi kompetitor bagi produsen lainnya.
2. H. Jazuli dari produsen ingin menjadi pedagang. Saat H. Jazuli mulai memasarkan sendiri produknya, maka H. Jazuli mulai menjadi kompetitor bagi pedagang lainnya.
Distributor kreatif, menurut penulis contoh-contoh di atas adalah hal yang normal. Kita tidak mungkin, tidak bisa dan tidak boleh melarang serta menahan kreatifitas dan keinginan seseorang untuk berusaha.
Bu Yuni termasuk yang beruntung, yaitu tidak terlalu banyak berpikir ketika memulai usaha. Berpikir iya, itu harus, tetapi tidak usah banyak-banyak (kebanyakan/terlalu banyak). Karena itu, saat memulai usaha, bu Yuni juga tidak terlalu memikirkan tentang kompetitor ini. Seiring dengan perjalanan waktu, hal terkait kompetitor baru terlihat. Tetapi pada prinsipnya, Omochatoys tidak banyak dan tidak perlu berubah, yaitu tidak perlu terlalu memikirkan kompetitor. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita melayani pelanggan.
Distributor kreatif, ... ada banyak kutipan tentang kompetisi, antara lain:
- “And I've always - the competition is one aspect of the job, but I think if you're too busy worrying about the competition, you don't focus enough on what you're doing.” Katie Couric.
- “If we can keep our competitors focused on us while we stay focused on the customer, ultimately we'll turn out all right.” Jeff Bezos.
Maksud dari dua kutipan di atas adalah
1. Kompetisi adalah salah satu aspek dari pekerjaan. Jika kita terlalu sibuk memikirkan tentang kompetisi, nanti kita tidak akan cukup fokus pada apa yang kita lakukan
2. Jika kita bisa tetap membuat kompetitor fokus pada kita, sedang kita fokus pada pelanggan, hal itu akan lebih baik bagi kita.
Kutipan-kutipan tersebut penulis rasa benar. Jika kita terlalu memikirkan pesaing yang rugi kita sendiri. Waktu dan energi kita habis. Biarkan saja kompetitor yang memikirkan kita. Dan juga ada banyak jenis kompetitor. Kalau kita pikirkan satu per satu nanti repot kita.
- Ada kompetitor yang selalu bicara kelebihannya.
- Ada kompetitor yang selalu bicara kekurangan pelaku-usaha lain.
- Ada kompetitor yang selalu bicara kelebihan diri sendiri dan kekurangan pelaku-usaha lain.
- Ada kompetitor yang tidak senang dengan kemajuan pelaku-usaha lain.
- Ada kompetitor yang mengaku banyak produk adalah miliknya. Padahal jenis produk tersebut sudah ada, bahkan sebelum dia memulai usaha.
- Dan lain-lain.
Jadi jika kita terlalu memikirkan kompetitor, yang rugi kita sendiri. Sebaiknya kita lebih baik fokus pada pengembangan usaha kita sendiri.
Selain memproduksi sendiri mainan edukatif, jika ada order produk yang kebetulan bu Yuni sedang kosong, bu Yuni juga coba cari dari sumber lain. Baik itu dari pedagang ataupun produsen lain. Yang notabene adalah kompetitor Omochatoys.
Begitu pula jika ada pedagang atau produsen lain (kompetitor Omochatoys) yang dapat order dari konsumen mereka, dan kebetulan mereka sedang tidak punya stok, kemudian mereka order ke Omochatoys. Jika Omochatoys punya stok, tentu Omochatoys akan suplai juga. Yang penting harganya masuk, Omochatoys masih dapat selisih dan produk bisa berputar.
Karena bu Yuni mempunyai toko dan juga jual online, selain menjual produknya sendiri, ibu Yuni juga membantu memasarkan produk-produk pengrajin mainan yang kesulitan menjual produk mereka. Pengrajin senang barangnya berputar, bu Yuni senang ada lebihnya. Menurut kami ini yang disebut dengan win-win. Untuk bisa demikian hanya ada satu cara yaitu menjaga hubungan antara sesama pengrajin, sesama pedagang dan antara pengrajin dan pedagang.
Distributor kreatif, ... produk berputar dan dapat selisih adalah kata kunci bagi pedagang. Ada saatnya kita harus kompetisi dan ada saatnya kita harus bekerjasama untuk saling mengisi.
Tapi memang tidak semua karakter orang sama. Ada kompetitor yang bisa bersinergi dan ada juga yang tidak bisa. Kompetitor yang sombong dan tidak bisa bersinergi, sebaiknya dilupakan saja.
Banyak contoh kompetisi, yang baru saja selesai adalah kompetisi sepakbola Eropa, Euro 2012. Sangat heboh dan menyenangkan. Jadi pada hakikatnya, kompetisi adalah Festival. Harus bisa dinikmati.
Euro 2012 sudah selesai, tetapi apakah kompetisi sudah selesai? Belum, dan tidak akan selesai. Masih akan ada kompetisi-kompetisi lain. Pemain dan tim sedang dan sudah mempersiapkan diri untuk kompetisi-kompetisi berikutnya. Selama masih ada pemain dan tim, maka kompetisi tidak akan selesai. Akan ada kompetisi diantara pemain, akan ada kompetisi diantara tim. Yang penting adalah bagaimana kita mengikuti permainan tersebut.
Seperti layaknya kompetisi yang lain, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Kita tidak tahu apakah kita akan menang atau kalah, jika tidak ikut bermain. Dalam permainan kita juga perlu cari panggung atau arena yang pas. Mengenai skala tentunya disesuaikan dengan kapasitas kita. Silakan lihat di sekeliling kita, kira-kira usaha apa yang cocok bagi kita. Mungkin kita bisa memulai jualan atau produksi aksesoris. Mungkin kita bisa buka usaha kuliner. Mungkin kita bisa dengan berjualan baju. Atau bisa juga kita mulai berjualan mainan edukatif. Pasar mainan edukatif masih sangat luas.
Bagi pemula yang ingin ikut berjualan mainan edukatif, bisa mencoba dengan menjadi distributor Omochatoys. Dalam artikel terdahulu, “Ikan masih di laut, lada garam sudah di Sengkalan”, juga sudah ditulis kiat memulai usaha. Omochatoys juga menerima orderan dengan merek distributor. Tapi ada minimal order, yaitu 50 buah per item. Sedang untuk produk stiker, karena ada hubungan dengan percetakan, untuk informasi detil hubungi customer service Omochatoys. Sekali lagi, bagi pemula sebaiknya tidak usah berpikir macam-macam dulu, yang penting usaha dimulai. Chairul Tanjung bilang, "Kalau terlalu banyak membuat perencanaan, hanya rencana yang terwujud".
Distributor kreatif, ... tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Siapa tahu di antara distributor ada yang pintar bergaul dan hebat relasinya, sehingga dapat order besar, kemudian sebagian dimaklonkan ke Omochatoys...... Alhamdulillah, Omochatoys akan senang sekali, jika Omochatoys bisa kebagian sebagian pekerjaan.
Siapa yang tahu bukan? Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Tetapi jika kita tidak usaha, kita akan tahu apa yang akan terjadi. Yaitu, tidak akan terjadi apa-apa. Maju tidak, mundur tidak. Kita besok akan sama dengan kita hari ini. Semua adalah pilihan kita.
----***----
Harian Kompas 27 Agustus 2012 memuat artikel terkait kompetisi. Berikut adalah kliping artikel tersebut.
![]() |
![]() |