"Probability is an inexact science (Probabilitas adalah ilmu tidak pasti)"
Brendan Curry
Rakugo, Probabilitas dan Peluang Usaha
Penulis rasa, diantara pengunjung situs Omocha, ada juga yang suka komedi. Komedi itu bagus lho. Agar kita tidak selalu serius. Sekali-kali kan perlu juga refreshing. Di Indonesia ada banyak seni komedi bukan? Seperti srimulat, lawak dll. Salah satu acara komedi di tanah air yang terkenal saat ini (Juni 2012), mungkin adalah Opera Van Java ya. Di luar negeri juga ada bermacam jenis komedi. Salah satunya di Jepang adalah Rakugo.
Menurut penulis, pelaku komedi adalah orang berbakat. Kenapa demikian? Membuat orang marah, mungkin relatif tidak sulit, tapi bagaimana membuat orang tertawa? Sulit bukan? Tidak setiap orang bisa. Oleh karena itu, menurut penulis, pelaku komedi adalah orang berbakat.
Tema artikel kali ini adalah "kemungkinan". Yaitu berapa besar kemungkinan berhasil bagi seseorang yang ingin memulai usaha ditinjau dari teori kemungkinan. Tanpa disadari, mungkin, teori kemungkinan dipakai pada kehidupan sehari-hari.
Pada artikel ini, ditulis teori kemungkinan pada cerita di Rakugo, lalu tentang teori kemungkinan itu sendiri, khususnya tentang Deviasi Standar. Kemudian dibahas berapa besar kemungkinan orang akan sukses jika memulai usaha. Artikel ditutup dengan pertanyaan "Berapa besar kemungkinan usaha akan sukses jika tidak dimulai?".
Rakugo
Di Jepang ada satu seni komedi yang sudah berusia lama, yang disebut dengan Rakugo. Menurut literatur, seni ini ada sejak jaman Edo (sekitar 300 tahun yang lalu). Apakah pembaca pernah mendengar tentang Rakugo? Rakugo adalah seni komedi Jepang yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai Japanese Sit-down Comedy. Pelaku rakugo disebut dengan rakugoka.
Rakugoka melakukan rakugo sambil bersimpuh. Kalau tidak biasa, bersimpuh seperti yang di rakugo, dipastikan kaki akan sakit dan pegal. Cara duduk bersimpuh dalam bahasa Jepang disebut dengan seiza. Digunakan bantal untuk duduk yang disebut dengan zafuton. Alat bantu yang biasa digunakan di rakugo adalah kipas (sensu) dan sapu tangan (tenugui). Pakaian yang dipakai adalah kimono. Detil mengenai rakugo, bisa dilihat di link [1] ini ya. Banyak tuh ceritanya di situ.
Supaya pembaca dapat sedikit gambaran tentang pertunjukan rakugo, mari kita lihat pertunjukan rakugo di youtube (sekitar 3,5 menit).
Seperti yang tertulis di link [1] tadi, rakugo adalah salah satu jenis hiburan. Tidak berbeda dengan drama, sandiwara dan sejenisnya. Tidak semua yang diceritakan adalah kenyataan. Bahkan mungkin sebagian besar adalah karangan. Imajinasi sangat penting di rakugo. Tidak hanya di rakugo, di dunia seni lain, imajinasi juga sangat penting.
Di dunia rakugo ada istilah “Senmitu”[2], sebuah kata dalam bahasa Jepang yang kurang lebih terjemahannya adalah “tiga dari seribu”. Yang berarti di antara seribu kata mungkin hanya tiga yang benar, yang lainnya adalah bualan. Dengan kata lain, kita jangan terlalu percaya dengan cerita di rakugo. Bagaimana pun rakugo adalah hiburan.
Mari kita perhatikan istilah Senmitu atau Tiga dari Seribu. Tiga dari Seribu, jika ditulis dengan angka adalah 3/1000 = 0,003, jika ditulis dalam persentasi adalah 0,003x100%= 0,3%. Artinya kemungkinan kebenaran cerita di rakugo hanyalah 0,3%.
Lalu apa hubungannya rakugo dengan seri artikel memulai bisnis di situs ini?
Tunggu dulu sis … sabar dulu bro … sabar … gan.
Statistik dan Probabilitas
Kita sekarang masuk dulu ke cerita tentang Probabilitas.
Apa lagi nih? Kenapa sekarang harus … apa tadi … Probabilitas?
Aduh … pembaca yang budiman … tahu tidak … sebetulnya penulis juga harus belajar dulu tentang apa itu Statistik dan Probabilitas (teori kemungkinan) sebelum menulis artikel ini. Jadi penulis juga hanya baru tahu sedikit tentang probabilitas. Bagi pembaca yang jago matematika … punten … penulis hanya menulis yang penulis tahu saja … sudah tentu tulisan ini masih banyak kekurangan. Tidak mungkin bisa menerangkan teori statistik dan probabilitas dalam satu tulisan populer. Bagi yang ingin lebih mendalami, silakan tengok referensi di bawah ya.
Probabilitas adalah salah satu mata pelajaran di ilmu matematika. Biasa disebut juga dengan Teori Kemungkinan. Mungkin iya mungkin tidak, Mungkin benar mungkin salah, Mungkin sukses mungkin gagal, … mungkin apa lagi ya …? … O iya, Mungkin maju mungkin mundur, Mungkin banyak mungkin sedikit, mungkin ada mungkin tidak ada …dan macam-macam kemungkinan yang lain.
Begini … di teori kemungkinan ada kesepakatan. Jika iya maka nilainya 1 (satu), jika tidak maka nilainya 0 (nol). Jika belum jelas antara iya dan tidak maka nilainya adalah antara 0 dan 1. Ada simbol matematika untuk mengambarkan antara 0 dan 1, yaitu 0 < X < 1. Jika nilai X makin mendekati 0 maka artinya makin mendekati tidak, jika nilai X makin mendekati 1 maka artinya makin mendekati iya.
Sampai di sini pembaca paham tidak? Semoga paham ya.
Kita kembali dulu ke istilah “Senmitu” atau “Tiga dari Seribu” di atas tadi.
Di sini penulis memberi kuiz kepada pembaca;
“Tiga dari Seribu” adalah 0,003 ini berarti lebih mendekati 0 atau 1?
…
Betul sekali … angka ini jauh lebih dekat ke 0.
Jika 1 dikurangi 0,003 maka sisanya adalah … , … mana kalkulator tuk jualan mainan tadi, …
1 – 0,003 = 0,997.
Jika 0,997 ingin ditulis dalam persen, ... karena 0,003 diatas tadi sudah dihitung adalah 0,3%, maka sisanya adalah 100%-0,3% = 99,7%.
Pembaca yang baik, ternyata di ilmu statistik ada nilai yang setara dengan 99,7% ini.
Jika seseorang ditugaskan untuk menganalisa data, salah satu yang perlu dilakukan adalah mengukur bagaimana data tersebar. Salah satu definisi yang dipakai untuk mengukur sebaran data adalah Deviasi Standar (Standar Deviation) [3]. Deviasi Standar dirumuskan dengan;
Tanda σ dibaca dengan Sigma. Sigma merupakan simbol dari Deviasi Standar. Nama lain dari Deviasi Standar adalah Simpangan Baku.
Gambar di bawah memperlihatkan sebaran Deviasi Standar pada distribusi normal.
Gambar distribusi normal.
Cakupan masing-masing deviasi standar dibedakan dengan warna.
Dari gambar terlihat bahwa wilayah data yang berada di antara +/- 1 deviasi standar (1σ) akan berkisar 68.2%, wilayah data yang berada di antara +/- 2 deviasi standar (2σ) akan berkisar 95.4%, dan wilayah data yang berada di antara +/- 3 deviasi standar (3σ) akan berkisar 99,7%.
Sekarang apa maksud dari grafik di atas? Dari penjelasan di atas, jika pendekatan nilai 3σ (dibaca tiga sigma) digunakan, maka pada distribusi normal atau kondisi normal, data yang normal adalah 99,7%. Data yang tidak normal adalah 0,3%.
Bagaimana contoh penerapan teori ini dalam kehidupan sehari-hari?
Contohnya dalam QC level proses produksi
Jika ada 1000 barang yang kita produksi, tergantung metode pendekatan yang kita pilih, QC level bisa sbb;
Metode |
Jumlah minimal produk harus lulus QC (Good) |
Toleransi jumlah maksimal produk rejek (No Good) |
1σ |
682 |
318 |
2σ |
954 |
46 |
3σ |
997 |
3 |
Kondisi produksi harus dibuat sesuai dengan nilai angka harus lulus QC yang diinginkan. Atau bisa juga sebaliknya angka harus lulus QC disesuaikan dengan kemampuan produksi yang dipunyai. Itu adalah pilihan bagi yang punya kewenangan.
Untuk mendapatkan angka produk lulus yang diinginkan, beberapa metode telah dikembangkan. Seperti Total Quality Management [4] dan beberapa lainnya. Bahkan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, Motorola mengembangkan metode 6σ (enam sigma) [5]. Yang menuntut hasil lebih bagus lagi.
Yang jelas, jika hitungan pada teori statistik dan probabilitas dipakai, tidak mungkin didapat kemungkinan lulus 100%, kemungkinan barang rejek pasti masih ada. Dan biasanya para ahli (perancang/insinyur) juga sudah memikirkan kemungkinan tersebut. Kemudian para ahli di lapangan harus meminimalkan resiko tersebut pada tahap produksi/implementasi.
Peluang Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari, jika teori statistik 3σ tadi dipakai, kemungkinan yang terpikir adalah;
- Di antara populasi 1000 orang mungkin saja ada 3 orang yang sangat baik, atau mungkin saja ada 3 orang yang sangat jahat. Sisanya 997 orang, orang biasa-biasa saja.
- Di antara 1000 orang yang ikut ujian, mungkin saja ada 3 orang yang dapat nilai sangat baik, atau mungkin saja ada 3 orang yang dapat nilai sangat buruk. Sisanya 997 orang, nilainya biasa-biasa saja.
- Di antara 1000 orang yang ingin memulai usaha, mungkin saja ada 3 orang yang akan sukses, atau mungkin saja ada 3 orang yang akan gagal. Sisanya 997 orang, biasa-biasa saja.
- Di antara 1000 usaha yang akan dimulai, mungkin saja ada 3 usaha yang akan sukses, atau mungkin saja ada 3 usaha yang akan gagal. Sisanya 997 usaha, biasa-biasa saja.
Lho, dari 1000 orang, yang kemungkinan sukses hanya 3 orang? Berarti kemungkinan sukses hanya 0,3% dong? Kecil sekali. "Bah.. dikit kali ini !!!" (bacanya pakai logat Medan).
Jika mengikuti teori deviasi standar 3σ tadi, ya begitu. Bahkan mungkin Anda bukan masuk di 3 orang yang sukses, tapi masuk di 3 orang yang gagal. Kemungkinan seperti itu juga ada. Karena itu saudaraku, janganlah lupa juga berdoa.
Link [6] memperlihatkan contoh cara menghitung data dengan deviasi standar 3σ.
Menulis tentang kemungkinan, segala kemungkinan bisa saja terjadi, kemungkinan nanti tulisan ini tidak selesai-selesai. Untuk menutup tulisan ini, kita ambil positifnya saja dari teori tadi.
Jika kita sudah usaha, ternyata kemungkinan sukses hanya 0,3%. Bahkan 1% pun tidak sampai?
Betul, hanya 0,3%, tapi kan masih ada kemungkinan sukses.
Dan lagi, kan teori statistik standar deviasi bukan hanya 3σ, tapi juga ada 2σ (kemungkinan sukses/gagal 4,6%) dan 1σ (kemungkinan sukses/gagal 31,8%).
Sebatas membaca artikel ini, kemungkinan berhasil dalam suatu usaha sangatlah kecil. Silakan pembaca interpretasikan sendiri. Setelah membaca artikel ini, apakah pembaca masih berniat memulai usaha?
Penulis tidak bermaksud melemahkan semangat usaha pembaca. Tulisan ini adalah tulisan populer, jadi jangan dianggap serius. Selain kerja cerdas, kerja keras, faktor lain keberhasilan suatu usaha, adalah kemampuan melihat peluang.
Bagi pembaca yang berpikir "Walaupun kemungkinan kecil, tapi kan masih ada kemungkinan?!. Aku juga mau coba!!". Itu bagus sekali. Silakan pilih dan coba usaha dari banyak peluang usaha yang ada. Pembaca bisa cari di internet, baca majalah/tabloid/koran peluang usaha, businees opportunity, dan lainnya. Banyak peluang usaha yang akan pembaca temui.
Pembaca bisa juga mencoba menjual produk mainan edukatif dengan menjadi reseller produsen mainan edukatif. Banyak produsen mainan edukatif yang menawarkan program peluang usaha, termasuk Omochatoys.
Bagi pembaca yang berpikir "Ahh.... karena kemungkin untuk berhasil kecil banget, saya tidak mau memulai ah". Itu juga suatu pilihan yang bisa dimengerti. Karena bagaimanapun suatu usaha pasti mengandung resiko untuk gagal.
Ada juga peluang usaha yang menjanjikan cara cepat jadi kaya atau dijamin sukses. Penulis termasuk yang tidak percaya dengan cara instan. Menurut penulis "Tidak ada cara mudah cari uang".
Kita sudah membahas, persentase kemungkinan sukses/gagal jika kita memulai usaha.
Tulisan ini diakhiri dengan pertanyaan dari penulis. "Jika usaha tidak kita mulai, berapa persen kemungkinan sukses yang kita punyai?" Jawabannya silakan didiskusikan dengan teman terdekat Anda.
REFERENSI
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Rakugo
[2] http://d.hatena.ne.jp/softac/20081114/1226631236
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Simpangan_baku
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Total_Quality_Management
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma
[6] http://www.ehow.com/how_5214886_calculate-sigma.html
----***----
Lihat artikel seri memulai bisnis lainnya